Bentuk Penyajian Tari Babuai Duduak di Kampung Laban Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat
DOI:
https://doi.org/10.62383/abstrak.v1i5.265Keywords:
Dance, Babuai Duduak, Form of PresentationAbstract
This journal examines the presentation form of Babuai Duduak dance in Laban Salido Village, IV Jurai District, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra. This research uses a qualitative method that is descriptive analysis. The theory used is the theory of form proposed by Sal Murgiyanto. The results of the study show that Babuai Duduak dance has three basic elements, namely the performers, the audience and the content conveyed. The presentation form of Babuai Duduak dance has dance elements, namely dancers, movements, music, makeup, costumes, property, floor patterns and performance venues.
References
Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daryusti. (2010). Lingkaran Local Genius dan Pemikiran Seni Budaya. Yogyakarta: Multi Grafindo.
Hadi, Y. S. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hidayat, R. (2001). Koreografi dan Kreativitas. Yogyakarta: Kendil Media Pustaka Seni Indonesia.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Murgiyanto, S. (1983). Koreografi. Bandung: PT. Rosda Karya.
Murgiyanto, S. (2016). Kritik Pertunjukan Dan Pengalaman Keindahan. Yogyakarta: Pasca Sarjana IKJ Dan Komunikasi Senrepita.
Noor, R. M. (2016). The Hidden Curriculum: Membangun Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukanto, S. (2006). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sumaryono. (2004). Seni Karawitan sebagai Iringan Tari: Studi Analisis Tata Hubungan. Yogyakarta.
Cahyono, A. (2006). Seni Pertunjukan Arakarakan dalam Upacara Tradisional Dugdheran di Kota Semarang (Arakarakan Performing Art of Dugdheran Tradisional Ceremony in Semarang City). Harmonia: Journal of Arts Research and Education.
Gusman (52) (2024, Maret 20).
Jasman (54) (2024, Maret 21).
Nulipan (68) (2024, Juni 20).
Ismarni (51) (2024, Maret 21).
Putri (31) (2024, April 20).
Sumber: Silvi Oktari Aska.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Abstrak : Jurnal Kajian Ilmu seni, Media dan Desain

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.