Makna Tari Bongbang dalam Tradisi Ruwat Desa di Desa Golat Kabupaten Ciamis

Authors

  • Siska Febriani Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Asti Tri Lestari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
  • Wan Ridwan Husen Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

DOI:

https://doi.org/10.62383/imajinasi.v1i4.446

Keywords:

Tradisional Arts, Meaning of Bongbang Dance, Bongbang Dance

Abstract

This research aims to analyze one of the traditional arts, namely the Bongbang dance in the Ruwat Desa tradition. The problem raised in this research is the meaning of the Bongbang dance. This research uses a qualitative method with a semiotic approach, namely the researcher tries to find or analyze symbols or signs in the text systematically. The data collection techniques used were observation, interviews and documentation. The results of this research show that the Bongbang dance has four songs, namely Papalayon, Deungkleung, Jaging and Renggong Buyut. Each of these songs has meaning from the sources of everyday life. The meaning of the Bongbang dance can be seen from its movements, namely when the hand is raised with five fingers, indicating that there are five pillars of Islam and the hand is raised with one finger, indicating that God is One.

References

Alex, S. (2006). Analisis teks media: Suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotik, dan analisis framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Alo, L. (2003). Dasar-dasar komunikasi antar budaya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Bahri, A. S. (2015). Pertunjukan kesenian Ebeg Muncul Jaya pada acara khitanan di Kabupaten Pangandaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Batubara, J. (2017). Paradigma penelitian kualitatif dan filsafat ilmu pengetahuan dalam konseling. Jurnal Fokus Konseling, 3(2), 95–107.

DeVito, J. A. (1997). Komunikasi antar manusia: Kuliah dasar (Edisi kelima). Jakarta: Professional Books.

Hall, S. (1990). Cultural identity and diaspora.

Kartika, A. (2002). Seni rupa modern. Rekayasa Sain. Bandung.

Kayam, U. (1981). Seni tradisi masyarakat. Jakarta: PT. Sinar Harapan.

Laudyra, H. (2022). Nilai-nilai multikulturalisme dalam tradisi ruwat desa di Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang. Jurnal Adat dan Budaya, 4(1), 21.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif edisi revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Pramayoza, D. (2013). Pementasan teater sebagai suatu sistem penandaan. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, 8(2), 230-247.

Sachari, M. (2001). Estetika. MSPI, ITB Bandung.

Saussure, F. D. (1996). Pengantar linguistik umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soedarsono. (1972). Tari-tarian Indonesia. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan.

Triwardani, T. (2014). Implementasi kebijakan desa budaya dalam upaya pelestarian budaya lokal. Jurnal Reformasi, 4(2).

Downloads

Published

2024-11-29

How to Cite

Siska Febriani, Asti Tri Lestari, & Wan Ridwan Husen. (2024). Makna Tari Bongbang dalam Tradisi Ruwat Desa di Desa Golat Kabupaten Ciamis. Imajinasi : Jurnal Ilmu Pengetahuan, Seni, Dan Teknologi, 1(4), 147–154. https://doi.org/10.62383/imajinasi.v1i4.446

Similar Articles

1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.